Jumat, 22 Mei 2009

Dampak Tol Semarang-Solo di Gedawang





Pengembangan infrastruktur wilayah/kota mejadi sebuah prioritas utama dalam meningkatkan performance wilayah/kota sekaligus sebagai alat untuk mempermudah akses keluar masuk nya investor untuk mendukung roda perekonomian khususnya di provinsi Jawa Tengah. Sudah barang tentu para investor akan tertarik dengan kemudahan akses transportasi yang menjadi salah satu faktor penting dalam berinvestasi termasuk keamanan dan keselamatan investasi yang sudah ditanamkan-nya. Tampa kemudahan dalam transportasi maka akslerasi menjadi lambat dan sangat tidak menguntungkan bagi investor untuk. mengembangkan bisnisnya. Oleh sebab itu tidak salah jika Proyek Pembangunan Jalan tol Semarang-Solo yang menjadi program prioritas pemerintah provinsi Jawa tengah yang harus selesai sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Meski proyek ini menjadi program prioritas, dalam pelaksanaannya (pembangunan sarana dan prasarana) tidak boleh menafikkan aspek lingkungan. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa pembangunan jal tol dimanapun berada, selalu merubah fungsi dan tata guna lahan ber ribu-ribu hektar sepanjang jalur Semarang sampai Solo. Dengan perubahan fungsi dan tata guna lahan sudah bisa dipastikan akan ada dampak signifikan yang terjadi dan pada akhirnya merugikan masyarakat juga. Ganti rugi jalan tol yang telah dibagikan kepada warga yang terkena rute memang bisa menjawab sebagian kecil permasalahan yang ditimbulkan. Namun aspek lingkungan tetap harus lebih diperhatikan dampaknya. Seperti pembangunan yang sekarang sedang melewati rute di wilayah kelurahan Gedawang. Dampaknya sangat dirasakan sekali oleh warga seperi debu dan partikulat yang berbahaya yang bisa menimbulkan penyakit ISPA (infensi Saluran Pernapasan Akut), lumpur yang mengalir masuk ke jalan perumahan pdan mengancam enduduk saat hujan deras karena pembangunan jalan tol tidak di back up sistem drainase terlebih dahulu, menjadi gersang, dll. Salah satu dampak yang cukup kentara adalah terpotongnya akses jalan menuju perumahan Villa Krista Gedawang, dimana jalan tol ini tepat persis sekali jalurnya memotong di depan Gapura perumahan tersebut. Dulu warga yang melirik Villa Krista Gedawang untuk dijadikan sebagai tempat hunian keluarga sudah tentu memiliki tujuan agar rumah yang di huni sejuk, asri dan jauh dari kebisingan, namun dengan keberadaan tol Semarang- Solo yang nantinya akan beroperasi, rasa-rasanya keinginan penghuni akan bergeser dan jauh dari harapan semula. Maka daripada itu saya sebagai pemerhati lingkungan sangat berharap pemerintah provinsi juga merehabilitasi lingkungan yang terkena dampak pembangunan jalan tol.

3 komentar:

eko mengatakan...

selamat pak Bagus, tulisannya dimuat di Suara Merdeka, Minggu (31/5).

bagusirawan mengatakan...

yaa terima kasih

Anonim mengatakan...

untuk di tol gedawang apakah ada titik keluar masuknya ya?