Rabu, 26 November 2008

Chemical Safety Pertamina Up IV Cilacap


Penanganan bahan kimia berbahaya di industri merupakan tindakan yang tepat untuk melindungi diri dan linkungan dari bahaya bahan tersebut. Oleh sebab itu Manajemen Pertamina UP IV Cilacap mengirimkan 8 orang peserta untuk mengikuti Kursus Chemical Safety and Hazard Handling selama 4 hari mulai tanggal 24-27 November 2008 yang bertempat di Hotel Papandayan Bandung. Peserta cukup antusias dan mengikuti pelatihan ini dengan tertib sampai akhir acara usai. Sebagai nara sumber dan mewakili PT Citra Larasindo saya juga menyerahkan langsung sertifikat sebagai tanda keberhasilan peserta mengikuti acara kursus ini. Sampai bertemu di kursus yang akan datang.

Selasa, 18 November 2008

Sedekah Bumi Desa Gedawang




Masyarakat Desa Gedawang Kelurahan Gedawang Kecamatan Banyumanik, memiliki tradisi dan punya cara unik untuk mensyukuri rezeki dari bumi tempat mereka tinggal. Warga melakukan prosesi sedekah bumi yang kini menjadi acara tahunan. Sedekah bumi selain untuk meminta berkah, juga diselenggarakan untuk menolak bala atau petaka. Menurut saya selaku pemerhati lingkungan tradisi sedekah bumi perlu diuri-uri untuk diambil hikmahnya. Kegiatan itu merupakan media bagi warga Kelurahan Gedawang untuk saling bersilaturahmi antara warga asli desa Gedawang dengan warga pendatang yang tinggal di Perumahan Gedawang. Selain itu, sedekah bumi dapat juga melatih warga untuk gemar bersedekah. Sebab biaya yang digunakan berasal dari seluruh warga baik warga asli dan warga pendatang.
Prosesi arak-arakan cukup meriah sekali dan melibatkan seluruh elemen masyarakat di sana. Tumpeng sebagai simbol kemakmuran juga diarak menggunakan mobil kijang bak terbuka, diiringi kuda lumping, Drum Band dari anak-anak sekolah alumni TK ABA 47 Gedawang dan anak-anak TK ABA 47 Gedawang juga mengikuti dibelakangnya serta diikuti seluruh warga yang mengiring prosesi arak-arakan tersebut. Sungguh menarik sekali acara sedekah bumi ini, disamping prosesi sedekah bumi kegiatan ini diakhiri dengan pagelaran seni dan pentas wayang kulit semalam suntuk. Semoga warga desa Gedawang selalu rukun, aman dan damai sejahtera.

Jumat, 14 November 2008

PT Badak LNG Kalimantan Timur







Meski produksi gas alam cair di PT Badak mengalami penurunan, tetap saja tidak melemahkan bagian SDM untuk mengirimkan pesertanya mengikuti kursus Materail Handling and Chemical Hazard di Hotel Oasis Amir Jakarta beberapa waktu yang lalu. Saya selaku nara sumber sudah barang tentu banyak berkomunikasi dengan para peserta yang terlihat kocak dan suka bercanda. Sebagai karyawan PT Badak yang berpenghasilan rata2 Rp 20 juta/bulan, mereka terkesan tidak angkuh dan tetap rendah diri. Spriritualnya juga baik dan etos kerjanya pun bisa saya acungkan dua jempol, Selamat bagi semua peserta sampai berjumpa di kursus yang akan datang.

Semakin Macet Saja Kota Jakarta




Pernahkah kita menyadari bahwa kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota-kota besar Indonesia telah menyebabkan 20 persen dari Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digunakan oleh kendaraan roda empat terbuang percuma ?. BBM tersebut terbuang percuma saat kendaraan tersebut berjalan ditempat akibat jalanan yang macet. Pemborosan pemakaian BBM ditengah kemacetan ini bukanlah hal baru, menurut cacatan dari Strategic Urban Road Infrastructure dikemukakan bahwa sejak tahun 1997 kemacetan tersebut sudah sangat serius dan harus segera mendapatkan penanganan. Saat itu jumlah pemborosan yang dihitung akibat dari kemacetan lalu-lintas telah mencapai Rp. 10 triliun per tahun.
Laporan itu juga menjelaskan bahwa kecepatan rata-rata mobil di kota-kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dll) hanya 15 sampai 21 km per jam. Hampir sama dengan kecepatan rata-rata di kota Manila (16 km per jam), Meksiko City (31,5 km per jam) dan Los Angeles (34,5 km per jam). Kemacetan sebetulnya telah menyebabkan kerugian social bagi masyarakat berupa pemborosan waktu dan biaya opersional kendaraan senilai Rp. 17,2 triliun per tahun. Disamping itu emisi gas buang yang ditimbulkan diperkirakan mencapai lebih dari 25.000 ton per tahun. Penurunan produktifitas ekonomi dan kualitas hidup warga kota juga menjadi turun, akibat struktur jalanan yang semakin semrawut dan tingginya angka polutan udara. Maka tak heran jika pemilik kendaraan di Jakarta sudah lama merasa tidak nyaman lagi berkendaraan. Setiap saat mereka selalu dihadapkan dengan kemacetan di berbagai ruas jalan. Jika pemerintah kota Jakarta tidak bisa mencari solusi sudah bisa dipastikan mobil yang tadinya berjalan merayap akan berhenti total di jalan raya. Semakin sumpek dan macet saja saja kota Jakarta...

Bermain Pasir di Pantai Alam Indah Tegal

Masyarakat umum telah lama mengenal kota Tegal sebagai salah satu tujuan wisata Bahari yang sesuai dengan mottonya ”Tegal Kota Bahari”. Hal ini tidak lepas dari potensi dan filosofis kota ini yang menjadi daerah maritim dan memiliki sejarah kemaritiman yang cukup tua, bahkan cikal bakal TNI-Angkatan laut-pun lahir di kota Tegal dengan hadirnya sekolah Calon Perwira Angkatan laut (ALRI) pertama kalinya dan disini pulalah ada pangkalan IV TNI angkatan laut berada
Sebagai daerah tujuan wisata bahari Kota Tegal memiliki Pantai Alam Indah (PAI) yang letaknya cukup strategis sekali karena dekat dengan jantung dan pusat kota, sehingga wisatawan akan lebih mudah untuk mengaksesnya. Keindahan pantai ini sudah barang tentu akan dimanfaatkan oleh banyak wisatawan domestik yang mengunjungi pantai ini. Bermain pasir dan berenang adalah mainan favorit anak-anak yang datang kemari. Disamping itu para pengunjung masih bisa mengitari perairan di Pantai Alam Indah dengan menggunakan perahu nelayan yang memang khusus disewakan untuk rekreasi keluarga. tarifnya-pun relatif murah dan terjangkau kantong wisatawan domestik. Meski lebih banyak anak-anak yang bermain air dan pasir, tapi masih juga ada orang dewasa yang bermain pasir di tepi pantai, mungkin saja masa kecilnya kurang bahagia karena tidak pernah bermain pasir. Mumpung sampai di PAI kesempatan tidak di sia-siakan.



Sabtu, 06 September 2008

Gadis Bali, Pilih Yang Mana ?

Gadis Bali juga terkenal akan keramahan dan lemah lembutnya, bernarkah ? mungkin saja benar, karena mereka tinggal di daerah pariwisata yang menuntut untuk selalu ramah kepada siapapun juga. Saya berfoto dengan gadis Bali dengan pakaian adat. Mencari rupiah dengan berfoto dengan wisatawan?

Kamis, 04 September 2008

Harbour Bay dan Nagoya Batam



Waktu ikut workshop Investasi Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) di Batam yang disenggarakan di Harbour Bay hotel bintang 5 sudah barang tentu saya sempatkan untuk shoping mencari oleh2 untuk keluarga di rumah, saat acara bebas. Saya sempatkan ke Nagoya pusat perdagangan dan bisnis di kota Batam. Saya beli coklat import berbagai jenis dan tas yang katanya juga dari barang import (jika tidak dari Singapura ya bisa jadi buatan Malaysia). Jika ditanya harganya, sudah pasti saya tidak mampu beli barang tersebut jika hanya bekerja sebagai dosen di UNIMUS. Alhamdulillah sebagai konsultan ahli saya mendapat berkah dari ALLAH SWT yang luar biasa. Bisa menikmati tidur di hotel berbintang, naik pesawat Garuda dan bisa shoping lho... Saya berfoto dengan Kepala Satket PLP Jateng (Suharsono) dan Kepala Satker PLP Medan (Pudjo).

Rokok Haram! Kemana Nasib Buruh Lintingan?




Belum lama ini banyak beredar informasi di media, bahwa sebagian besar ulama telah mengharamkan Rokok. Sudah barang tentu informasi tersebut sangat mencemaskan bukan saja bagi pelaku bisnis Rokok tetapi juga ratusan ribu buruh dan karyawan yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari produksi rokok ini. Di Indonesia banyak perusahaan rokok yang telah lama eksis mulai dari kelas teri sampai kelas top yang rokoknya di produksi khusus untuk konsumsi import. Salah satunya adalah PT Djarum Kudus yang telah memberikan kontribusi cukup besar dengan cukai rokoknya yang diterima negara yang jumlahnya cukup besar. Jika benar fatwa ini akan diadopsi MUI dan benar-benar diberlakukan, lalu bagaimana dengan nasib ribuan buruh pekerja pabrik rokok tersebut. Fakwa diharamkannya rokok telah membawa rasa was-was dan khawatir para buruh borong wanita yang bekerja memproduksi rokok kretek secara manual. Meski penghasilan mereka hanya sekedar untuk membantu suami menutup kekurangan hidup keluarga, fatwa ini sempat membuat kaum hawa yang bekerja sebagai buruh linting rokok menjadi tidak nyaman dalam tidurnya. Menurut saya seharunya perlu kajian yang lebih dalam lagi dalam hal soal eksistensi rokok ini, bukan berarti saya setuju atau tidak setuju. Tetapi sebelum fatwa tersebut dikeluarkan dan mendapatkan legitimasi dari pemerintah, perlu dikaji kembali dan menempatkan permasalahan rokok ini secara lebih proporsional. Industri rokok yang memiliki ratusan ribu karyawan menjadi tempat bergantung nasib hidup kelurga, perlu menjadi salah satu pertimbagan dalam hal fatwa rokok. Sebelum fatwa ini dikeluarkan. Akankah nasib dan masa depan mereka harus musnah dan pupus karena lahirnya fatwa rokok haram ?...

Rabu, 03 September 2008

Geliat Hang Nadim Batam




Kota Batam yang terletak di kepulauan Riau adalah salah satu kota yang cukup pesat pertumbuhannya. Kota yang sangat dekat dengan Singapura ini, ditempuh hanya dengan 1.5 jam perjalanan dari Jakarta, menggunakan moda transportasi udara. Sejak adanya kebijakan Otorita Batam yang mengelola administrasi kota, industri dan pusat-pusat perdagangan semakin pesat tumbuh di kota ini. Untuk menunjang aktifitas perekonomian di kota ini tentu saja dibutuhkan infrastruktur yang harus memadai dan memiliki akselerasi yang cepat untuk memenuhi tuntutan tersebut. Salah satunya adalah keberadaan bandara udara Hang Nadim Batam yang menjadi salah satu bandara internasional. Sebagai bandara Internasional Hang Nadim jelas sangat sarat dengan aktifitas baik untuk take of maupun landing pesawat berbadan besar seperti Boeing dan Airbuss. Banyak wisatawan dari Singapura yang masuk ke kota ini baik sekedar untuk tujuan bisnis maupun rileks mencari hiburan yang banyak tersebar di kota batam. Kini Batam bukan saja menjadi daerah tujuan bisnis tetapi juga merambah ke dunia pariwisata. Mengingat kota Batam berada disekeliling laut tentu saja kota ini sangat terkenal dengan makanan sea food nya yang sangat menggoda selera. Pasti anda tidak akan kecewa jika menikmati makanan sea food seperti udang, kepiting, ikan krapu dll...Selamat mencoba dan singgah di kota batam

Rabu, 27 Agustus 2008

Fenomema Barong Ada di Masyarakat




Kawasan sanggar seni yang ada di desa Batubulan Kabupaten Giyanyar Bali adalah salah satu tempat yang paling banyak terdapat tempat pementasan Tari Barong. Setiap tempat memiliki penari dan penabuh gamelan sendiri yang sudah pasti mahir dalam memainkan peran dan musik gamelannya. Tarian Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebaikan (dharma) melawan kebatilan (adharma). Barong adalah mahluk mithologi melukiskan kebaikan berujud Barong Keket binatang berkaki empat dan Rangda adalah maha dahsyat sosok yang menyeramkan dengan dua taring di mulutnya yang menggambarkan kebatilan. Pementasan ini terdiri dari 5 babak yang disajikan secara menarik dan cukup atraktif. Maka tidak heran jika para penonton baik wisatawan asing dan domestik pastilah berdecak kagum karenanya. Inti dari pementasan ini adalah menceritakan bagaimana perang antara kebaikan dan kebatilan terus terjadi dan tak pernah bisa berakhir, yang kemudian menjadi sebuah fenomena dalam kehidupan masyarakat sampai saat ini. Bahwa kebatilan harus terus dilawan dengan kebaikan. Sampai umur kehidupan di muka bumi ini berakhir, fenomena Barong dalam kehidupan masyarakat pasti tidak akan pernah sirna.



Sabtu, 02 Agustus 2008

Keperkasaan Wanita Pemulung Tritih Lor Cilacap



Hidup menjadi pemulung sampah pastilah bukan menjadi cita-cita hidup seseorang. kalau boleh memilih Mbak Muntamah yang tinggal di Tritih Lor Kota Cilacap pastilah ingin menjadi orang kaya yang berkecukupan dan selalu dimanja berbagai fasilitas. Tidak seperti sekarang ini nasib Mbak Muntamah masihlah jauh dari keberuntungan dan dalam kondisi serba sulit sekali. Saat di tinggal suami pergi ke Sumatera untuk mencari nafkah di perkebunan sawit, Muntamah harus rela melepas suaminya agar bisa memberikan nafkah keluarga untuk memperbaiki masa depan hidupnya. Tetapi saat-saat sulit mulai melanda dan tiba, dimana kiriman uang suami yang sering terlambat dan terkadang kiriman uang pun tak kunjung datang, membuat ibu muda ini terpaksa harus rela mengais-ngais tumpukan sampah di Tempah Pembuangan Akhir (TPA) Tritih Lor yang bau dan banyak lalat, karena ia tidak punya kepandaian apapun yang bisa menghasilkan rupiah. Terlihat dari pandangan sayu mata Muntamah yang seolah-olah menunjukkan rasa lelah yang berkepanjangan masih terdapat senyum yang menunjukkan harapan saat ia menatap tajam tumpukan sampah yang menggunung. Meski banyak orang jijik dan menghindari sampah justru Muntamah bergumul dan mengelutinya dengan memilah-milah sampah yang masih dapat berubah menjadi rupiah. Plastik, kertas, kardus dan kaleng adalah sumber rezeki bagi Muntamah dan wanita pemulung lainnya. Setiap harinya Muntamah dan wanita pemulung bisa mendapatkan rezeki antara 7 ribu sampai 10 ribu rupiah dengan menjual hasil pulungan mereka ke pengepul barang bekas. Memang jumlah tersebut sangatlah kecil, tapi bagi Muntamah uang itu bisa menjadi sumber hidup untuk membiayai sekolah anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar. Muntamah memang sungguh perkasa, terik matahari menyengat, bau tidak sedah dan debu yang berhamburan dari tumpukan sampah tidak menyurutkan nyalinya untuk terus mengais-ngais sampah. Hidup di atas tumpukan sampah memang sangat sulit, tetapi Muntamah tetap menunjukkan senyumnya padaku saat saya hadir di sampingnya, meski hanya bertegur sapa dengan sedikit pertanyaan yang saya ajukan untuk berbagi rasa dan derita. Jangan pernah berhenti untuk mempertahankan hidup Mbak Muntamah....

FT Unimus Open Table Di Coca Cola


Setiap perguruan tinggi swasta dituntut untuk cerdas dalam mensiasati penerimaan mahasiswa baru dewasa ini. Kondisi mahasiswa yang terus menurun dari tahun ke tahun, akibat ekspansi perguruan tinggi negeri yang seperti kapal keruk, harus segera disikapi dengan otak yang cerdas dan cemerlang. Hal ini lah yang di tangkap Unimus dalam mensiasati penerimaan mahasiswa barunya. Tidak hanya menunggu mahasiswa datang mendaftar, tetapi justru jemput bola dengan membuka pendaftaran ditempat industri atau instansi yang memiliki relevansi dengan program studi yang di tawarkan Unimus. Fakultas Teknik Prodi Teknik Mesin dan Teknik Elektro , Prodi Teknologi Pangan dan Fakultas Ekonomi Prodi manajemen dan Akuntansi Unimus membuka peluang dan menawarkan sedekat mungkin dengan calon dan konsumen yang akan menggunakan jasa pendidikan di Unimus untuk mengembangkan potensi SDM. Tidak baen-baen Unimus Open Table di Coca Cola Company salah satu perusahaan soft drink terkemuka di tanah air ini. Semoga ada hasilnya...

Kreativitas Guru Dalam Drum Bleg



Membimbing anak-anak yang masih duduk di bangku Pendidikan Pra Sekolah atau yang sering disebut Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti Taman Kanak-Kanak atau Play Group memang gampang-gampang susah. Saat prasarana dan sarana sekolah terbatas, seorang guru tidak boleh berhenti untuk berkreatifitas dalam memberikan bimbingan pelajaran dan bermain kepada peserta didik. Guru harus selalu siap dalam kondisi apapun selalu berekspresi dan berinovasi meski fasilitas sekolah masih minim adanya. Sebut saja TK ABA 47 Gedawang yang terletak di Kelurahan Gedawang Kecamatan Banyumanik, meskipun belum memiliki perlengkapan Drum Band Anak, guru-gurunya tidak pernah putus asa dan selalu panjang akalnya. Betapa tidak, ketidak sabaran menunggu fasilitas Drum Band yang belum terealisasi mengingat anggaran yang masih diperuntukkan untuk post kegiatan lain, justru menumbuhkan kreatifitas gurunya. Siswa diajarkan Drum Band tahap awal untuk memegang stik drum dengan menabuh bleg (bahasa jawa) atau kaleng-kaleng roti bekas. Jika ditanya bagaimana suaranya pastilah sangat riuh sekali, tetapi justru sang anak didik sepertinya sudah merasakan menabuh Drum Band sungguhan. Dengan senyum canda tawa mereka memukul-mukulkan stik ke bleg..dung..dung...dung..bleg...bleg...bleg...suara khas dari kaleng-kaleng bekas roti berbunyi bertalu-talu. Kondisi ini tentu perlu menjadi contoh bahwa keterbatasan media pembelajaran siswa, tidak memupuhkan semangat kreativitas guru dalam mengajar dan berkarya untuk anak didik, toh sang siswa anak-anak TK dan Play Group juga merasa senang, nyaman dan gembira berlatih Drum Bleg. Melihat kondisi seperti ini tentu pengelola sekolah tidak tinggal diam saja, berbagai upaya untuk penggalian dana sudah dilakukan dan berbagai proposal pengembangan sekolah sudah diajukan untuk pengadaan fasilitas Drum Band, Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya sang dewa penyelamat pun datang dengan menyediakan hibah dana pembelian Drum Band Anak. Bantuan Dana dari PT ASABRI akan segera direlasisasikan agar Drum Bleg segera berubah menjadi Drum Band. Ahhamdulillah....

Rabu, 23 Juli 2008

Indahnya Awan Dilihat Dari Pesawat







Tidak semua orang saat naik pesawat bisa melihat indahnya awan ciptaan Allah SWT. Namum tidak demikian dengan saya saat naik pesawat dalam perjalanan pulang dari kota Jakarta. Saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa. mengapa ? karena saya bisa menyaksikan indahnya awan di angkasa dalam berbagai kondisi. Inilah hasil karya Allah SWT yang maha besar dan sangat fantastis.

Meski Tiket Pesawat Mahal Tetap Laris






Saat kenaikan harga minyak dunia yang cukup fantastis, sudah bisa dipastikan harga BBM dalam negeri juga mengalami kenaikan yang pada akhirnya memicu kenaikan harga semua komoditas barang dan jasa. Salah satu usaha jasa yang mengalami imbasnya adalah jasa penerbangan dimana harga tiket pesawatnya yang naik luar biasa di bandingkan dengan sebelumnya. Meski demikian kenaikan harga tiket pesawat yang cukup mahal, tidak menyurutkan nyali mereka yang menggunakan moda transportasi ini untuk beralih dan berganti menggunakan moda transportasi yang lain, seperti jasa kereta api misalnya. Pilihan waktu yang sangat singkat dalam perjalanan masih menjadi prioritas dalam hal menentukan pilihan untuk memilih jasa penerbangan. Perjalanan kota Semarang menuju Jakarta misalnya, hanya ditempuh selama 45 menit saja. Meski tiket pesawat sekarang naik 100 % lebih dari harga sebelumnya, tetap saja konsumen maniak pesawat terbang terkadang harus antri dan bahkan sampai gigit jari karena kehabisan tiket pesawat. Aneh benar harga tiket mahal tetapi tetap laris manis.

Selasa, 22 Juli 2008

Misteri Beringin Kota Batang




Setiap saya melakukan perjalanan ke luar kota di jalur pantura, pastilah saya sempatkan mampir di Alun-alun Kota Batang. Meski hanya sekedar untuk melepas lelah dari perjalanan berkendaraan atau beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa kantuk. Ada satu hal yang menarik jika kita singgah disana, saat melihat ke tengah Alun-alun, tampak sebuah pohon beringin yang sudah cukup tua umurnya dan berdiri dengan kokoh serta seolah-olah mengandung misteri. Menurut sebagian besar warga yang tinggal di kota Batang pohon beringin ini juga memiliki nilai histroris cukup tinggi dan jika dihubungkan dengan mistis memiliki nilai kesakralan tersendiri. Bagi saya sebagai seorang pemerhati lingkungan pohon beringin di tengah Alun-alun merupakan sebuah fenomena yang menarik sekali. Hampir di setiap kota yang ada di 35 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah ini yang memiliki Alun-alun pasti selalu ada pohon beringin di tengah-tengahnya. Pertanyaan saya mengapa tidak ditanam di pinggir atau di sudut alun-alaun? Dan mengapa tidak pohon lain seperti pohon mangga, rambutan atau pohon jambu yang sama-sama berakar kuat yang di tanam di sana. Kerindangan pohon beringin dan keasriannya memang menjadi banyak pertanyaan orang-orang yang singgah di sana. Bagi orang Jawa banyak yang dihubungkan dengan hal-hal mistis, bahwa kerindangan dan keasrian pohon tersebut karena ada makhluk halus yang menunggunya (jin), sehingga tidak ada yang berani, boro-boro mau memotong pohon atau ranting dahan tersebut mau mendekat saja kadang banyak yang takut dan was-was. Yah...itulah misteri pohon beringin yang ada di Kota Batang selalu menarik perhatian orang yang singgah di Alun-alunnya.

Rekreasi Publik Murah Di Monas







Hidup di kota metropolitan seperti Kota Jakarta memang gampang-gampang susah. Geliat kota yang tidak pernah tidur dan hiruk pikuknya kegiatan aktifitas manusia-pun tampak tak pernah berhenti, ibarat roda yang terus berputar tak kunjung berhenti. Maka tak heran jika kejenuhan dan tingkat stres yang cukup tinggi selalu menjadi bagian hidup sehari-hari warga kota Jakarta. Bagi orang yang berkantong tebal (orang kaya) tentu saja bukan manjadi sebuah persoalan yang berarti, kerena dengan mudah mereka akan mencari atau mendapatkan tempat-tempat hiburan dan rekreasi baik untuk pribadi atau keluarga yang bisa melepas penat dan kejenuhan dari rutinitas kesibukan berbagai aktifitas yang ada. Tapi tidak demikian dengan rakyat kecil yang mencoba mengais rezeki di kota metropolitan seperti Jakarta. Tempat hiburan dan rekreasi adalah barang mewah dan istimewa bagi mereka. Hampir bisa dipastikan sebagian besar rakyat kecil belum bisa menikmati dan mendapatkan tempat rekreasi yang sesuai dengan kantong mereka di Jakarta. Tak pelak lagi mereka akan mencari tempat-tempat atau area publik yang bisa di akses untuk kegiatan rekreasi. Di Jakarta memang tidak banyak tempat seperti ini, semua pasti dinilai dengan rupiah yang cukup mahal.
Salah satu rekreasi publik yang selalu menjadi dambaan rakyat kecil kota Jakarta tidak lain adalah Tugu Monas. Warga kota bisa mengakses secara bebas di lokasi Monas untuk berbagai kegiatan. Tiap hari libur nasional atau hari Minggu, Monas bagaikan kembang gula yang selalu digerubuti semut, mengapa demikian? Yah.., ribuan orang dari berbagai penjuru kota datang ke Monas di pagi hari untuk mencari kesegaran kota yang jarang di dapatkan akibat tingginya angka polusi udara kota. Ada yang sekedar lari pagi mengitari Monas, maen sepak bola, senam pagi dan kegiatan refresing lainnya. Tentu saja kondisi ini menjadi incaran PKL untuk mengadu nasib menjual makanan dan minuman segar bagi pengunjung Monas. Kehadiran Monas sebagai rekreasi publik yang murah menjadi dewa penolong bagi sebagian besar rakyat kecil yang selalu mencari tempat rekreasi publik dan tempat hiburan murah serta terjangkau di kota seperti Jakarta ini. Ini adalah potret kehidupan rakyat kecil kota Jakarta yang haus akan tempat rekreasi publik yang murah.

Selasa, 17 Juni 2008

Sulitnya Menata PKL Pasar Johar







Mengais rezeki dengan menjual dagangan di Kota Metropolitan seperti Semarang ini, memang gampag-gampang susah. Betapa tidak, persaingan yang sangat ketat antar sesama pedagang membutuhkan strategi jitu untuk memasarkan dagangan agar mudah dilirik pembeli dan pada akhirnya pembeli memutuskan untuk mengkonsumsi dagangan tersebut. Salah satu tempat yang cukup laris menjual dagangan adalah di tempat-tempat keramaian umum seperti Pasar Johar contohnya. Pasar legendaris yang dibuat oleh arsitek ternama Thomas Karzen ini ternyata mampu mengimbangi zaman, dan tidak terlindas oleh zaman manakala supermarket dan hipermart mulai menggurita di kota ini. Namum bagi pedagang yang tidak memiliki tempat resmi berjualan, menjadi sangat dilematis sekali. Untuk memenuhi tuntutan perut dari hari ke hari mereka harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP Pemkot Semarang. Pemerintah kota sudah menetapkan bahwa PKL tidak diperkenankan berjualan di trotoar-trotoar karena bisa menyebabkan kemacetan jalan dan mengganggu keindahan pemandangan jalan. Tetapi karena mereka tidak bisa menyewa kios atau los yang cukup mahal biayanya, pada akhirnya PKL tetap nekat berjualan di tempat-tempat strategis, namum menjadi larangan untuk berjualan. Maka konsekwensi logis yang harus mereka terima saat ada penertiban, barang-barang dagangan terpaksa harus rela diangkut dan diamankan oleh petugas Satpol PP. Saat petugas tidak melakukan penertiban lagi, mereka pun akan kembali ke tempat semula dan menggelar dagangannya di trotoar atau malah memakan badan jalan seperti yang terjadi di depan Matahari Departemen Store yang sudah tutup karena tak kuasa menandingi kesaktian Pasar Johar. Yah begitulah PKL kota Semarang, sulit diatur dan ditata oleh siapapun pejabat yang berkuasa. Mereka berani mengambil resiko demi perut dan biaya sekolah anak-anaknya untuk bisa memperbaiki nasib keluarga yang selalu terlunta-lunta.

Serah Terima Interen Ke Pejabat Baru FT UNIMUS




Beberapa waktu yang lalu Pejabat Lama Fakultas Teknik UNIMUS mengundang acara ramah tamah di rumah makan Indah Sari Babadan. Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen Fakalutas Teknik UNIMUS baik dari Program Studi Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Elektro. Inti acara ini adalah memberikan masukan-masukan untuk meneruskan program yang sudah dijalankan pejabat lama ke pejabat baru. Dekan sebelumnya Ir. Dwi basuki Wibowo MS digantikan Drs. H. Samsudi Raharjo, MM dan Sekretaris Fakultas Rubijanto, ST digantikan RM. Bagus Irawan ST MSi. Semoga pejabat baru dapat melaksanakan amanah dan menjalankan tugas sebaik-baiknya dan terus memajukan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS)

Jumat, 13 Juni 2008

KENANGAN MASSA SMU


Masa-masa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan dan penuh dengan kenangan. Betapa tidak disinilah seseorang mulai mencari jati dirinya yang sesungguhnya. Meski kadang ada duka dan ada suka, semua itu adalah bumbu-bumbu yang menjadi penyejuk rasa. Sudah sekian lama saya meninggalkan bangku sekolah, namun rasanya saya tak pernah bisa melupakan tempat yang menjadi kawah condrodimuka tahap awal dalam meniti kehidupanku. Jasa Pak Ernang , B.Sc (Guru FISIKA) sang arsitek yang membuat saya bisa masuk UNDIP tidak lewat test (PMDK) adalah jasa2 yang luar biasa yang tidak pernah saya bisa membalasnya dengan apapun juga. Oleh karena itu saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersilaturahmi dalam acara jalan sehat HUT IKA SULA dan Milad SMU Islam Sultan Agung Semarang. Lebih dari 2500 peserta mengikuti acara ini. Tentu saja doorprizenya meriah banget. Saya berfoto dengan Kamal wakil ketua IKA Sultan Agung seorang Pengusaha Komputer.

Selasa, 10 Juni 2008

Terpilih Menjadi Sekretaris FT UNIMUS


Hidup bagaikan seperti roda. kadang di atas, kadang di tengah dan kadang lagi di bawah. Inilah yang terjadi pada diri saya dan saya sangat mensyukurinya. Saat pertama kali mendirikan Fakultas Teknik UNIMUS saya dipercaya menjadi Dekan Fakultas Teknik UNIMUS. Belum begitu lama saya melanjutkan studi lagi di S2 Undip dan saya dialih fungsikan menjadi Sekretaris dekan. namun karena kesibukan Studi S2 saya akhirnya melepas jabatan tersebut. Sudah 6 tahun ini saya menjadi dosen biasa, meski sempat menjadi Humas di UNIMUS. Beberapa waktu yang lalu saya diberi kesempatan untuk di calonkan menjadi Dekan, tapi saya menyatakan tidak bersedia, karena memberikan kesempatan kepada yang lebih senior. Belajar dari kitab taklim mutakalim, seorang murid tidak boleh mendahului gurunya, begitu pula seorang yunior tidak boleh menyalip seniornya, maka dengan besar hati saya mundur untuk memberi jalan senior saya maju dalam pencalonan Dekan. Yang tidak pernah saya pikirkan bahwa justru dengan saya mundur dan memberikan jalan ini, justru membawa berkah, mengapa??? Setelah senior saya terpilih menjadi Dekan, langsung saja menunjuk saya untuk menjadi Sekretarisnya. Alhamdulillah dan Innalillah...karena tugas berat menghadang di depan mata...Itulah hidup, Jadi Pimpinan----Bawahan----Jadi Pimpinan lagi...Maka barangsipa yang selalu ikhlas dan berserah diri pada Allah, maka sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat hamba-hambanya...semoga saja...

Pembahasan Kelayakan Investasi Bidang PLP





Berdasarkan UU No 32 tahun 2004 Tentang pemerintah Daerah, maka pengelolaan bidang PLP seperti masalah drainase, persampahan dan air limbah merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah. Untuk itu peran pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Pengembangan PLKP sebagai pembuat kebijakan dan stimulant adalah membantu pemerintah daerah mnegetahui kebutuhan prasarana dan sarana PLP agar kualitas lingkungan kabupaten atau kota meningkat. Adanya program jangka menengah bidang PLP akan meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam pembangunan prasarana dan sararana bidang Ke-PLP-an yang akan mempercepat target MDG’s.
Investasi bidang PLP masih perlu ditingkatkan lagi, mengingat keterbatasan dana dan kurangnya perhatian terhadap program PLP, maka keterlibatan masyarakat dan swasta dalam proses pengembangan PLP perlu digairahkan lagi. Keterlibatan swasta dan masyarakat digali melalui berbagai peluang usaha yang ada dan mungkin dikembangkan dilokasi tertentu. Kegiatan ini diarahkan untuk mencari peluang – peluang tersebut dalam bentuk portofolio bisnis yang mampu menggambarkan tingkat kelayakan bisnis pada sektor – sektor PLP. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas saya selaku tenaga ahli yang menjalankan proyek ini.

Senin, 12 Mei 2008

Bertahan Hidup Dari Tumpukan Sampah

DSCF0044

DSCF0042

Copy of DSCF0032

Ketika sampah dianggap sebagai buangan yang menjijikan dan dijauhi banyak orang, tapi tidak bagi sebagian warga yang tinggal di sekitar TPA Ngronggo yang terletak di Kota Salatiga ini. Meski TPA ini sedang menjadi topik pembicaraan hangat baik oleh akademisi dan stakeholder karena disinyalir belum memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah untuk Lichied/air lindi sampah sebelum dibuang ke lingkungan karena bisa menbahayakan karena bisa mencemari sumber-sumber air disekitar TPA, mereka justru tidak mempedulikan dan terkesan acuh tak acuh dengan masalah tersebut. Sebut saja mereka dengan nama pemulung sampah. Dari hari ke hari mereka selalu bergelut dengan sampah, sampah menjadi sumber kehidupan bagi mereka dan keluarga mereka, dan pemulung tidak bisa hidup tampa sampah bahkan bisa saja kehilangan kehidupan manakala tidak mengais sampah dan barang-barang bekas atau rongsokan dari tumpukan sampah.

Bukan itu saja...rumah-rumah kardus dan rumah plastik sering bermunculan disekitar TPA yang digunakan para pemulung sebagai tempat transit untuk mengepul barang-barang bekas dan roksokan yang akan dijual ke penadah barang bekas. Sungguh ironis sekali, disaat banyak orang hidup degan pola hidup yang tidak ramah lingkungan dan tidak efesien yang pada akhirnya meningkatkan jumlah produksi/timbulan sampah rumah tangga dan domistik, sebagian warga masih banyak yang mengharap uluran tangan untuk memperoleh seonggok sampah.

Para pemulung bertahan hidup dari tumpukan sampah tampa menghiraukan akan resiko akumulasi terkontaminasi racun-racun yang muncul dari tumpukan sampah. Mampukah mereka bertahan dan hidup terus dari tumpukan sampah...???

Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau

100_0193

100_0194

100_0192

Pembangunan yang cukup pesat di kota Semarang akhir-akhir ini telah membawa konsekwensi logis dan dampak terhadap menurunnya daya dukung lingkungan. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kini mulai terancam. Padahal kita semua tahu bahwa ruang terbuka hijau menjadi space atau area penyangga sebuah lingkungan. Disamping sebagai daerah resapan air, ruang terbuka hijau juga sangat penting untuk menjaga iklim di suatu daerah.

Ruang Terbuka Hijau di kota Semarang dari hari ke hari semakin menyempit saja, artinya ruang terbuka hijau (RTH) terus berkurang dan berada di bawah ambang batas persyaratan bagi sebuah pembangunan kota berkelanjutan (30 % dari luas kota). Sungguh sangat ironis sekali jika melihat kondisi saat ini.

Jika diruntut faktor utama penyebab terjadinya alih fungsi RTH pada area persawahan, taman-taman kota dan lapangan terbuka sebagai contoh yang terjadi di wilayah Semarang Timur yang berdekatan dengan lokasi masjid Agung Jateng ke non-RTH, disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kesadaran stakeholder, baik pemerintah, perencana, maupun masyarakat sendiri terhadap pentingnya RTH di kawasan perkotaan dan sekitarnya (hinterland). Sehingga areal RTH yang telah ditetapkan dalam rancangan kawasan perkotaan (urban design) menjadi beralih fungsi. Di samping itu tidak adanya kejelasan sistem informasi geografi tentang penataan RTH, telah meyebabkan banyak RTH yang beralih fungsi baik untuk kawasan komersial maupun kawasan hunian yang mengesampingkan ruang terbuka hijau.

Yang pada akhirnya ini sering menimbulkan konflik-konflik peruntukan ruang yang cukup dilematis antara kepentingan pembangunan dan pelestarian lingkungan. Tetapi ujung-ujungnya yang menjadi korban dan penggusuran dengan berbagai alasan klise, lagi-lagi adalah relung-relung alami (niches) berupa ruang terbuka hijau (area persawahan, lapangan terbuka dan taman-taman kota) yang berubah menjadi tempat hunian baru. Jika melihat kondisi seperti ini masihkah kita bisa mempertahankan ruang terbuka hijau di Kota Semarang ???

Mengfungsikan Polder Sesuai Peruntukannya


Lapangan sepak bola yang dulu pernah menjadi tempat bermain penulis, telah lama berubah menjadi kolam retensi atau yang sering disebut sebagai Polder. Polder jika dilihat dari fungsinya seharusnya bisa digunakan sebagai kolam atau tempat menampung luapan air dari berbagai sudut kota saat terjadi hujan deras yang umumnya menyebabkan banjir. Dari tujuannya Polder juga diharapkan bisa mengatasi masalah rob yang sering melanda di kasawan Kota Semarang Bawah.

Namun kenyataannya Polder- pun belum mampu menjawab dan menyelesaikan masalah banjir dan rob di sekitarnya. Sehingga tidak heran jika Stasiun Tawang sebagai pusat Moda Trasportasi Utama Kereta Api kadang justru sering direndam banjir. Sehingga lagi-lagi konsumen kereta api yang pada akhirnya dirugikan, karena kesulitan untuk akses di Stasiun Tawang. (Kendaraan Pelunis-pun pernah terendam 2 malam di Stasium Tawang saat di tinggal ke Jakarta)

Mengingat dana yang tidak sedikit saat pembangunan Polder, tentunya pemerintah kota Semarang harus segera mencarikan solusi untuk menfungsikan Polder sesuai peruntukannya (fungsi esensial). Penyediaan dana operasional dan maintenance perlu ditingkatkan untuk mengatasi pompa-pompa Polder yang sering ngadat dan membersihkan saluran-saluran yang tersumbat, sehingga sirkulasi air yang masuk ke Polder dan yang dibuang ke laut kembali lancar. Bau tak sedap menyengat dan air berwarna coklat kehitam-hitam yang mengurangi estetika dan tidak sehat sudah selayaknya sirna dari Polder. Jika hal ini bisa terwujud maka Polder-pun bisa menjadi area terbuka tempat rekreasi alternatif di kota Semarang.



Senin, 14 April 2008

Air Sumber Kehidupan

Manusia tidak dapat hidup tampa air. Air adalah sumber kehidupan di muka bumi ini. Ketika krisis air melanda sebagian wilayah di Provinsi Jawa Tengah ini, semua daya dan upaya dikerahkan untuk mengatasi persoalan ini.

Memang benar tampa air kita tidak bisa hidup, hal ini terlihat dari aktifitas masyarakat yang tinggal di kampung Kalitaman Kota Salatiga. Mereka memanfaatkan air yang ditampung dalam tempat tertentu mirip kolam air untuk berbagai aktifitas. Jika ditanya apakah air tersebut memenuhi syarat kesehatan, sudah pasti jawabannya tidak layak. Mengapa ??? Kolam air yang berukuran kira-kira 12 m x 8 m ini sampai pada hari ini masih dipergunakan warga mulai dari mencuci pakai, mencuci piring, membersihkan beras (mususi beras), bahkan mandipun mereka juga di dalam kolam air tersebut. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan, budaya masyarakat dan tingkat pendidikan yang rendah juga membawa dampak terhadap rendahnya pengetahuan warga terhadap sanitasi yang sehat dan bersih.

Meski pemerintah kota sudah membuatkan MCK Plus yang didanai dari proyek SANIMAS (sanitasi Berbasis Masyarakat) senilai 300 juta, ternyata masih banyak warga yang enggan memanfaatkan fasilitas umum tersebut. Padahal jarak antara lokasi SANIMAS yang berujud MCK Plus hanya berjarak tidak lebih dari 200 m. Sungguh ironis sekali, kondisi ini bisa jadi merupakan potret sebagian besar masyarakat kita yang sebagian adalah rakyat kecil dan warga miskin.

DSCF0018


Kamis, 10 April 2008

Menulis, Asyik Mengasilkan Income

Bagi teman-teman, adik-adik remaja yang kebetulan sempat membuka situs ini dan berbinat untuk mnegetahui kiat-kiat menjadi penulis artikle atau ingin tahu jurus-jurus jitu agar tulisan yang dibuat dimuat di surat kabar bisa menghubungi saya dengan kirim surat melalui e-mail :bagusirawanmail@yahoo.com atau hub ke Hp 081 56 6565 81.

100_0649