Tidak semua orang saat naik pesawat bisa melihat indahnya awan ciptaan Allah SWT. Namum tidak demikian dengan saya saat naik pesawat dalam perjalanan pulang dari kota Jakarta. Saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa. mengapa ? karena saya bisa menyaksikan indahnya awan di angkasa dalam berbagai kondisi. Inilah hasil karya Allah SWT yang maha besar dan sangat fantastis.
Rabu, 23 Juli 2008
Meski Tiket Pesawat Mahal Tetap Laris
Saat kenaikan harga minyak dunia yang cukup fantastis, sudah bisa dipastikan harga BBM dalam negeri juga mengalami kenaikan yang pada akhirnya memicu kenaikan harga semua komoditas barang dan jasa. Salah satu usaha jasa yang mengalami imbasnya adalah jasa penerbangan dimana harga tiket pesawatnya yang naik luar biasa di bandingkan dengan sebelumnya. Meski demikian kenaikan harga tiket pesawat yang cukup mahal, tidak menyurutkan nyali mereka yang menggunakan moda transportasi ini untuk beralih dan berganti menggunakan moda transportasi yang lain, seperti jasa kereta api misalnya. Pilihan waktu yang sangat singkat dalam perjalanan masih menjadi prioritas dalam hal menentukan pilihan untuk memilih jasa penerbangan. Perjalanan kota Semarang menuju Jakarta misalnya, hanya ditempuh selama 45 menit saja. Meski tiket pesawat sekarang naik 100 % lebih dari harga sebelumnya, tetap saja konsumen maniak pesawat terbang terkadang harus antri dan bahkan sampai gigit jari karena kehabisan tiket pesawat. Aneh benar harga tiket mahal tetapi tetap laris manis.
Selasa, 22 Juli 2008
Misteri Beringin Kota Batang
Setiap saya melakukan perjalanan ke luar kota di jalur pantura, pastilah saya sempatkan mampir di Alun-alun Kota Batang. Meski hanya sekedar untuk melepas lelah dari perjalanan berkendaraan atau beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa kantuk. Ada satu hal yang menarik jika kita singgah disana, saat melihat ke tengah Alun-alun, tampak sebuah pohon beringin yang sudah cukup tua umurnya dan berdiri dengan kokoh serta seolah-olah mengandung misteri. Menurut sebagian besar warga yang tinggal di kota Batang pohon beringin ini juga memiliki nilai histroris cukup tinggi dan jika dihubungkan dengan mistis memiliki nilai kesakralan tersendiri. Bagi saya sebagai seorang pemerhati lingkungan pohon beringin di tengah Alun-alun merupakan sebuah fenomena yang menarik sekali. Hampir di setiap kota yang ada di 35 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah ini yang memiliki Alun-alun pasti selalu ada pohon beringin di tengah-tengahnya. Pertanyaan saya mengapa tidak ditanam di pinggir atau di sudut alun-alaun? Dan mengapa tidak pohon lain seperti pohon mangga, rambutan atau pohon jambu yang sama-sama berakar kuat yang di tanam di sana. Kerindangan pohon beringin dan keasriannya memang menjadi banyak pertanyaan orang-orang yang singgah di sana. Bagi orang Jawa banyak yang dihubungkan dengan hal-hal mistis, bahwa kerindangan dan keasrian pohon tersebut karena ada makhluk halus yang menunggunya (jin), sehingga tidak ada yang berani, boro-boro mau memotong pohon atau ranting dahan tersebut mau mendekat saja kadang banyak yang takut dan was-was. Yah...itulah misteri pohon beringin yang ada di Kota Batang selalu menarik perhatian orang yang singgah di Alun-alunnya.
Rekreasi Publik Murah Di Monas
Hidup di kota metropolitan seperti Kota Jakarta memang gampang-gampang susah. Geliat kota yang tidak pernah tidur dan hiruk pikuknya kegiatan aktifitas manusia-pun tampak tak pernah berhenti, ibarat roda yang terus berputar tak kunjung berhenti. Maka tak heran jika kejenuhan dan tingkat stres yang cukup tinggi selalu menjadi bagian hidup sehari-hari warga kota Jakarta. Bagi orang yang berkantong tebal (orang kaya) tentu saja bukan manjadi sebuah persoalan yang berarti, kerena dengan mudah mereka akan mencari atau mendapatkan tempat-tempat hiburan dan rekreasi baik untuk pribadi atau keluarga yang bisa melepas penat dan kejenuhan dari rutinitas kesibukan berbagai aktifitas yang ada. Tapi tidak demikian dengan rakyat kecil yang mencoba mengais rezeki di kota metropolitan seperti Jakarta. Tempat hiburan dan rekreasi adalah barang mewah dan istimewa bagi mereka. Hampir bisa dipastikan sebagian besar rakyat kecil belum bisa menikmati dan mendapatkan tempat rekreasi yang sesuai dengan kantong mereka di Jakarta. Tak pelak lagi mereka akan mencari tempat-tempat atau area publik yang bisa di akses untuk kegiatan rekreasi. Di Jakarta memang tidak banyak tempat seperti ini, semua pasti dinilai dengan rupiah yang cukup mahal.
Salah satu rekreasi publik yang selalu menjadi dambaan rakyat kecil kota Jakarta tidak lain adalah Tugu Monas. Warga kota bisa mengakses secara bebas di lokasi Monas untuk berbagai kegiatan. Tiap hari libur nasional atau hari Minggu, Monas bagaikan kembang gula yang selalu digerubuti semut, mengapa demikian? Yah.., ribuan orang dari berbagai penjuru kota datang ke Monas di pagi hari untuk mencari kesegaran kota yang jarang di dapatkan akibat tingginya angka polusi udara kota. Ada yang sekedar lari pagi mengitari Monas, maen sepak bola, senam pagi dan kegiatan refresing lainnya. Tentu saja kondisi ini menjadi incaran PKL untuk mengadu nasib menjual makanan dan minuman segar bagi pengunjung Monas. Kehadiran Monas sebagai rekreasi publik yang murah menjadi dewa penolong bagi sebagian besar rakyat kecil yang selalu mencari tempat rekreasi publik dan tempat hiburan murah serta terjangkau di kota seperti Jakarta ini. Ini adalah potret kehidupan rakyat kecil kota Jakarta yang haus akan tempat rekreasi publik yang murah.
Langganan:
Postingan (Atom)