Jumat, 14 November 2008

Semakin Macet Saja Kota Jakarta




Pernahkah kita menyadari bahwa kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota-kota besar Indonesia telah menyebabkan 20 persen dari Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digunakan oleh kendaraan roda empat terbuang percuma ?. BBM tersebut terbuang percuma saat kendaraan tersebut berjalan ditempat akibat jalanan yang macet. Pemborosan pemakaian BBM ditengah kemacetan ini bukanlah hal baru, menurut cacatan dari Strategic Urban Road Infrastructure dikemukakan bahwa sejak tahun 1997 kemacetan tersebut sudah sangat serius dan harus segera mendapatkan penanganan. Saat itu jumlah pemborosan yang dihitung akibat dari kemacetan lalu-lintas telah mencapai Rp. 10 triliun per tahun.
Laporan itu juga menjelaskan bahwa kecepatan rata-rata mobil di kota-kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dll) hanya 15 sampai 21 km per jam. Hampir sama dengan kecepatan rata-rata di kota Manila (16 km per jam), Meksiko City (31,5 km per jam) dan Los Angeles (34,5 km per jam). Kemacetan sebetulnya telah menyebabkan kerugian social bagi masyarakat berupa pemborosan waktu dan biaya opersional kendaraan senilai Rp. 17,2 triliun per tahun. Disamping itu emisi gas buang yang ditimbulkan diperkirakan mencapai lebih dari 25.000 ton per tahun. Penurunan produktifitas ekonomi dan kualitas hidup warga kota juga menjadi turun, akibat struktur jalanan yang semakin semrawut dan tingginya angka polutan udara. Maka tak heran jika pemilik kendaraan di Jakarta sudah lama merasa tidak nyaman lagi berkendaraan. Setiap saat mereka selalu dihadapkan dengan kemacetan di berbagai ruas jalan. Jika pemerintah kota Jakarta tidak bisa mencari solusi sudah bisa dipastikan mobil yang tadinya berjalan merayap akan berhenti total di jalan raya. Semakin sumpek dan macet saja saja kota Jakarta...

Tidak ada komentar: